MAKASSAR – Pasca munculnya pernyataan Ketua PBNU KH Said Aqil Siradj, tentang perbandingan, bahwa bahaya tayangan yang berbau terorisme, pikiran-pikiran intoleran, dan radikalisme yang ada di yuotube sangat mengkhawatirkan, dan efeknya jauh lebih besar dari menonton tayangan pornografi.
Beberapa kelompok dan person melakukan protes terhadap pernyataan tersebut. Salah satunya Neno Warisman. Ia mengatasnamakan kaum ibu yang lagi marah dengan pernyataan kiyai Said, dengan alasan bahwa menonton tayangan pornografi itu sangat berbahaya bagi perkembangan pemikiran dan kejiwaan anak, dia juga banyak mengemukakan alasan bahwa pendapat itu merupakan hasil penelitian para ahli neurologi dan ahli psikologi.
Terkait protes tersebut, salah satu dosen Agama Unhas, Saiful Jihad memandang berbeda. Menurutnya, pernyataan KH Said sebenarnya ingin menggambarkan betapa bahayanya menonton ceramah provokasi dan radikal.
Sebab, ketika seseorang menonton pornografi, tapi tetap sadar bahwa apa yang dilakukannya adalah salah. Berbeda dengan ceramah radikal, malah membuat penontonnya akan dirasuki paham radikalisme, dan tidak memahami sedang terjerumus ke paham yang sesat.
“Saya tidak ingin membantah hasil penelitian tersebut, tetapi saya ingin mengatakan, pertama, semua tayangan yang dinonton oleh seorang anak (bukan hanya pornografi), itu akan mempengaruhi pikiran, pandangan dan kejiwaan seorang anak (bahkan orang dewasa secara usia). Tontonan film kartun, seperti Sincan, doraeman, Upin-Ipin, dst juga akan mempengaruhi jiwa dan cara pandang anak,” kata Saiful Jihad yang juga aktivis NU Sulsel.
“Nah pada posisi ini, menonton tayangan pornografi, tayangan kebengisan, kemarahan, provokasi, ceramah pembenaran sikap terorisme, pikiran dan pandangan kaum radikalisme, dst juga sama posisinya akan sangat mempengaruhi cara pandang, pikiran, sikap dan kejiwaan seorang anak,”
“Kalau keduanya (tayangan pornografi dan ceramah provokasi yang menjurus pada terorisme) dianggap berbahaya, maka keduanya tidak mesti ditayangkan dan dipertontonkan pada anak, karena keduanya merusak. Sayang pada sisi ini Neno Warisman tidak mengkritisi (tidak marah) pada tayangan yang dinilai radikalisme itu, pada hal dia menyodorkan teori tentang neurologi, cortex dan psikologi,”
Kedua, lanjut Saiful bahwa Kiyai Said tidak menganjurkan dalam ceramahnya untuk boleh menonton tayangan pornografi, tetapi jika ingin dibandingkan efeknya (dampak yang ditimbulkan), maka kiyai Said menegaskan bahwa bahaya menonton tayangan yang berbau terorisme dan radikalisme, jauh lebih besar dari menonton tayangan pornografi
“Saya kira logika ini yang mesti digunakan untuk membaca dan atau memahami penjelasan kiyai Said, tetapi nampaknya memang kelompok ini lagi mencari cela untuk menjatuhkan dan “melecehkan” para ulama yang konsisten dalam mengawal dan merawat kebhinekaan, mengawal dan merawat keutuhan NKRI. Tentu jelas….,
“Jika ulama-ulama seperti kiyai Said, Buya Syafi’i Ma’aruf, Gus Mus, Prof Quraish, berhasil dipersonifikasi sebagai ulama yang “sesat”, maka pikiran mereka, umat akan meninggalkannya, dan merekalah (yang baru belajar agama) yang akan didengar umat…., dst,”
Menurut Saiful, tulisan Neno Warisman ini, bisa jadi untuk mengimbangi pemberitaan tentang status hukum imam besar mereka (RS), yang lagi kesandung persoalan chating sex yang sudah berstatus tersangka.
“Meski kasus ini belum pasti benar…., karena pembuktian kebenarannya nanti diputuskan di pengadilan sebagai lembaga negara yang ditunjuk untuk melakukan proses pengadilan sesuai bukti dan fakta yang ada,” pungkas Saiful. (Sumber: Jalur9.com)