INILAHCELEBES.ID, WAJO – Belum ada nampak tanda-tanda perbaikan terhadap ruas jalan di dusun Limpua desa Tua kecamatan Majauleng hingga hari ini, Selasa (27/6). Akibatnya, jalur transportasi warga menjadi terhambat, terutama yang menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat. Sebagian pengendara memilih mengambil jalur lain dengan jarak yang lebih jauh.
[caption id="attachment_1857" align="aligncenter" width="960"] Kondisi terakhir akses jalan di dusun Limpua desa Tua kecamatan Majauleng[/caption]
Untuk pengendara roda dua yang memilih tetap melewati jalur itu, mereka menggunakan jasa perahu yang disediakan warga dan harus merogoh kantong antara Rp 20.000 – Rp 25.000 sekali lewat.
Terhadap kondisi ini, warga meminta kepada pihak terkait agar segera memberikan solusi terhadap putusnya ruas jalan di desa Tua kecamatan Majauleng yang ambruk sejak Kamis (22/6) lalu itu.
Sebelumnya, pemerintah setempat telah memaparkan kronologi kejadian kepada anggota DPRD Wajo dan telah dilakukan peninjauan langsung di lokasi oleh dinas terkait dan berjanji akan mengupayakan adanya jembatan darurat / jembatan sementara.
Menanggapi hal itu, anggota DPRD Wajo Sumardi Arifin membenarkan hal itu. Dirinya membenarkan telah dilakukan peninjauan lokasi oleh Dinas PU.
Fa Songkok Tanre, sapaan akrab Sumardi menuturkan alasan terkait belum adanya perbaikan sampai saat ini.
“Benar belum bisa dilakukan pengantisipasian berupa jembatan darurat karena beberapa kendala, seperti pekerja secara tradisional tidak ada yang sanggup kerjakan melihat derasnya arus air. Kemudian alat berat yang disiapkan PU juga sulit karena dikhawatirkan jangan sampai belum selesai pekerjaannya, runtuh atau longsor kembali,” ungkap Fa Songkok Tanre.
Dari pantauan di lokasi, air sudah mulai surut, namun longsor masih terus terjadi yang dikhawatirkan semakin menambah kerusakan jalan tersebut.
Laporan: Nasar
Editor: Firman