INILAHCELEBES.ID, WAJO – Bagi setiap pasien dan keluarga pasien yang berada di sebuah rumah sakit (RS), tentunya berharap mendapatkan pelayanan yang baik dan memuaskan dari pihak RS.
Namun terkadang apa yang terjadi tidak sesuai dengan harapan pasien dan keluarganya. Hal ini seperti yang terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lamaddukkelleng Sengkang.
Salah seorang keluarga pasien yang mengantarkan orangtuanya untuk mendapatkan tindakan kuret, Senin (17/7) kemarin, mengeluhkan tidak adanya seorangpun dokter saat itu.
“Ibu saya harus dapat tindakan kuret, tapi dokter tidak ada. Cuma bidan tadi yang periksa. Waktu itu langsung saja dikasih kamar tanpa ada kepastian kapan diperiksa (oleh dokter, red),” kata anak pasien yang enggan disebutkan identitasnya saat dikonfirmasi.
Dari keterangan anak pasien, orangtuanya baru mendapatkan penanganan oleh dokter saat keesokan harinya.
Aturan Baru Rumah Sakit Sering Tak Diketahui Pengunjung
Tidak hanya terkait masalah pelayanan, aturan baru yang diterapkan oleh RSUD Lamaddukkelleng sering tidak diketahui pengunjung. Hal ini diduga akibat minimnya sosialisasi yang dilakukan oleh pihak RSUD.
Salah satu aturan baru yang diterapkan pihak RSUD adalah adanya larangan masuk ke dalam ruangan RS kepada anak usia 12 tahun ke bawah. Banyak pengunjung yang terpaksa bergiliran masuk karena anak-anak yang ikut bersama mereka tidak diperbolehkan masuk karena adanya aturan tersebut.
“Anakku saja mau ketemu sama mamanya tidak bisa karena dilarang sama Satpam. Saya hampir ribut sama itu Satpam,” lanjut keluarga pasien tersebut. “Pihak rumah sakit harusnya segera berbenah. Manalagi disini terkadang tercium bau busuk karena banyaknya sampah yang tidak cepat dibuang,” tambahnya.
Bahkan, dari informasi keluarga pasien tersebut, sempat juga terjadi kejar-kejaran antara keluarga pasien dengan Satpam RSUD Lamaddukkelleng yang belum diketahui pasti penyebabnya.
Sampai berita ini dimuat, belum ada klarifikasi dari pihak Satpam / Security dan pihak RSUD terkait hal di atas.
(Firman)