INILAHCELEBES.ID, WAJO – Banjir bandang disertai lumpur yang terjadi sejak Senin (7/8) telah menenggelamkan puluhan rumah dan ratusan hektar sawah di sejumlah daerah di kecamatan Pitumpanua, seperti desa Lompoloang, desa Lowa, dewa Mattirowalie, dan desa Simpellu.
Dari informasi yang diperoleh, banjir disertai lumpur ini berasal dari banjir kiriman dari lereng pegunungan di desa Dengeng-Dengeng kabupaten Sidrap akibat hujan deras yang turun sepanjang malam. Akibat kejadian ini, puluhan warga dikabarkan terpaksa mengungsi.
[caption id="attachment_2327" align="aligncenter" width="960"] Jembatan yang rusak akibat banjir yang terjadi (foto: fb)[/caption]
Tak hanya merusak puluhan rumah dan area pertanian warga, akses jalan pun ikut terputus, termasuk jembatan penghubung poros Lompoloang dan desa Dengeng-Dengeng Sidrap. Tak hanya itu, jalur Trans Sulawesi poros Makassar – Palopo mengalami kemacetan sepanjang 5 Km akibat amblesnya jembatan Bulete kecamatan Pitumpanua.
Informasi yang dihimpun dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wajo, sekitar 300 hektare tanaman padi siap panen milik warga setempat di Desa Lompoloang telah terendam lumpur.
[caption id="attachment_2326" align="aligncenter" width="960"] Areal persawahan yang terancam rusak akibat banjir lumpur (foto: fb)[/caption]
“Kerugian yang diakibatkan mencapai ratusan juta rupiah,” ungkap Kepala BPBD Wajo, H Alamzah.
Meski belum ada laporan korban jiwa namun ratusan rumah warga terendam lumpur di Kecamatan Pitumpanua diantaranya di Desa Lompoloang, Kelurahan Siwa, Bulete, dan Tobarakka.
“Khusus untuk di Desa Lompoloang sebagai daerah pertama digenangi banjir lumpur ada 58 Rumah warga yang rusak. 50 diantaranya rusak ringan, 3 rusak sedang dan 5 rumah rusak berat,” tambahnya.
(Firman)