INILAHCELEBES.ID, MAKASSAR - Sebanyak 31 alumni Pondok Pesantren berkumpul di auditorium KH. Muhyiddin Zain Universitas Islam Makassar guna mendeklarasikan Santri Indonesia Timur untuk Islam Washatiyah, Kamis (2/11).
Ikatan Alumni pondok pesantren Indonesia Timur tergerak untuk menyatukan komponen santri sebagai bentuk kecintaan terhadap negara kesatuan Indonesia.
“Maraknya ujaran kebencian di media sosial yang mendegradasi moral anak bangsa, radikalisme serta gerakan merongrong keutuhan NKRI menjadi dasar kami berkumpul untuk melawan itu semua,” ujar Ketua Umum Ikatan Alumni Pondok Pesantren Annahdlah Makassar, Rizal Syarifuddin.
Menurutnya, di era perebutan kemerdekaan, santri dan kiailah yang menjadi tameng dalam memerdekakan NKRI dan saat ini santri dan pondok pesantren harus menjadi bagian anak bangsa yang menjaga keutuhan NKRI.
Dalam deklarasi itu, juga hadir Imam Besar Masjid Istiqlal yang juga pendiri pondok pesantren Al Ikhlas Ujung Bone Prof. DR. KH. Nasaruddin Umar.
Dalam mauidzohnya pada halaqah akbar Santri Indonesia Timur, prof. Nasar menegaskan, santri harus menjunjung tinggi nilai kemanusiaan serta penjaga moralitas keindonesiaan.
Acara ini juga dihadiri pimpinan pondok pesantren, Rektor UIM, ketua MUI Sulsel, serta ribuan alumni dan santri pondok pesantren se-Indonesia Timur.
Dalam acara tersebut juga di launching buku berjudul Anregurutta karangan DR. Firdaus Muhammad (Alumni Pondon Pesantren Annahdlah) yang berisi literasi ulama Sulsel, mulai dari KH. Muh. As'ad pendiri Ponpes As’adiyah Sengkang hingga Anregurutta KH. Sanusi Baco Lc. (*)
Editor: Firman