Taufik (berkacamata) saat diajak tabayyun oleh pengurus Ansor dan Banser Wajo |
Meski lembaganya dihina, hal tersebut tidak membuat kader Ansor Banser Wajo untuk melakukan reaksi berlebih, apalagi menyelesaikan dengan kekerasan yang berujung pada persekusi.
Saat diundang untuk bertabayyun di hadapan kader Ansor dan Banser, Taufik menjelaskan alasannya melakukan postingan hinaan yang ditujukan kepada Banser.
“Waktu itu saya melihat video di Instagram. Ada Banser yang meneriaki ormas lain dengan kata-kata kasar. Saya bilang, kenapa sesama Islam melakukan seperti itu. Saya langsung emosi melihat video itu dan tanpa berpikir lagi, saya langsung bikin status yang menyinggung Banser,” ungkap Taufik kepada pengurus Ansor Wajo, Selasa (28/8/2018) kemarin.
Dari penjelasan Taufik, video yang ditontonnya adalah video insiden terkait deklarasi #2019GantiPresiden yang terjadi di Surabaya. Saat itu ada oknum yang diduga Banser menantang FPI. Sementara, menurut Taufik, dirinya sangat mengidolakan imam besar FPI, Habib Rizieq Shihab.
Setelah diberikan pemahaman oleh Sekretaris Ansor Wajo, Zainal Arifin, bahwa apa yang ada di video tersebut adalah video yang tidak utuh dan menjelaskan tentang Ansor dan Banser yang sesungguhnya, Taufik mengaku menyesal dan khilaf atas perbuatan yang dilakukannya karena didorong oleh emosi.
“Saya mengaku khilaf. Itu saya lakukan karena saya emosi. Saya juga baru tahu kalau Ansor dan Banser tidak seperti yang saya nilai selama ini. Saya menyesal telah menghina Banser. Kepada kader Ansor dan Banser, saya mohon maaf,” tuturnya.
Sementara itu, Sekretaris GP Ansor Wajo, Zainal Arifin menjelaskan, GP Ansor dan Banser bukanlah ormas yang suka dengan kekerasan. Terkait adanya oknum yang diduga kader Banser yang menantang ormas lain, menurutnya itu hanyalah perbuatan oknum yang bertindak di luar instruksi pimpinan.
“Sesuai instruksi, Ansor dan Banser dilarang terlibat dalam aksi-aksi berbau politis, termasuk dalam aksi #2019GantiPresiden. Baik mendukung atau menolak aksi tersebut, kader diinstruksikan untuk tidak terlibat. Untuk Taufik, alhamdulillah masalahnya sudah selesai. Kami telah mengajaknya untuk tabayyun. Tidak ada kekerasan, tidak ada persekusi, dia sudah menyesal dan minta maaf. Kami apresiasi itu,” pungkas Zainal.
Laporan: Firman