[caption id="attachment_10374" align="aligncenter" width="772"] Wakil Ketua Dewan Syuro DPP PKB, Andi Muawiyah Ramli didampingi Ketua DPC PKB Wajo, Sumardi Arifin[/caption]
INILAHCELEBES.ID, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Syura DPP PKB, yang juga Calon Anggota DPR RI terpilih PKB dari Dapil Sulsel II, H. Andi Muawiyah Ramli mengimbau warga Sulawesi Selatan, khususnya warga Nahdliyyin agar tidak ikut people power untuk melakukan aksi protes di ibukota jelang pengumuman KPU pada 22 Mei 2019 mendatang.
Bang Andi, yang lebih populer dengan sebutan Amure ini menyampaikan agar bulan Suci Ramadhan ini digunakan untuk konsentrasi taabbud kepada Allah SWT.
"Adapun urusan ketidakpuasan hasil Pemilu hendaknya diselesaikan dengan mekanisme aturan yang sudah disepakati bersama," kata Amure.
Menurutnya, keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai penyelenggara harus dihormati oleh kedua belah pihak. Dia pun mengajak kepada seluruh warga Nahdliyyin untuk tetap mematuhi keputusan tersebut. Selain itu juga menghargai proses demokrasi melalui Pemilihan Umum yang sudah dilakukan bersama-sama.
"Kalau merasa tidak puas atau tidak terima dengan hasil KPU, silahkan menempuh jalur konstitusi melalui Mahkamah Konstitusi, bukan malah ikut-ikutan aksi pada people power," ucap Amure.
Amure menegaskan, semua elemen bangsa ini, termasuk warga NU harus menjaga situasi agar tetap aman dan tertib pada saat KPU mengumumkan pemenang Pemilu 2019.
"Mari bersama-sama menjaga situasi agar tetap kondusif, aman, dan tertib. Mari terus menjaga persatuan dan kesatuan bangsa sebagai bagian dari menjaga amanat agama dan juga pendiri bangsa kita," katanya.
Laporan: Firman
INILAHCELEBES.ID, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Syura DPP PKB, yang juga Calon Anggota DPR RI terpilih PKB dari Dapil Sulsel II, H. Andi Muawiyah Ramli mengimbau warga Sulawesi Selatan, khususnya warga Nahdliyyin agar tidak ikut people power untuk melakukan aksi protes di ibukota jelang pengumuman KPU pada 22 Mei 2019 mendatang.
Bang Andi, yang lebih populer dengan sebutan Amure ini menyampaikan agar bulan Suci Ramadhan ini digunakan untuk konsentrasi taabbud kepada Allah SWT.
"Adapun urusan ketidakpuasan hasil Pemilu hendaknya diselesaikan dengan mekanisme aturan yang sudah disepakati bersama," kata Amure.
Menurutnya, keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai penyelenggara harus dihormati oleh kedua belah pihak. Dia pun mengajak kepada seluruh warga Nahdliyyin untuk tetap mematuhi keputusan tersebut. Selain itu juga menghargai proses demokrasi melalui Pemilihan Umum yang sudah dilakukan bersama-sama.
"Kalau merasa tidak puas atau tidak terima dengan hasil KPU, silahkan menempuh jalur konstitusi melalui Mahkamah Konstitusi, bukan malah ikut-ikutan aksi pada people power," ucap Amure.
Amure menegaskan, semua elemen bangsa ini, termasuk warga NU harus menjaga situasi agar tetap aman dan tertib pada saat KPU mengumumkan pemenang Pemilu 2019.
"Mari bersama-sama menjaga situasi agar tetap kondusif, aman, dan tertib. Mari terus menjaga persatuan dan kesatuan bangsa sebagai bagian dari menjaga amanat agama dan juga pendiri bangsa kita," katanya.
Laporan: Firman