[caption id="attachment_11523" align="aligncenter" width="850"] Suasana pengambilan sumpah/janji jabatan sejumlah pejabat di Wajo[/caption]
INILAHCELEBES.ID, Wajo - Tindakan tidak menghargai profesi jurnalis kembali terjadi di Kabupaten Wajo.
Kejadian itu terjadi saat acara pengambilan sumpah/janji sejumlah pejabat di jajaran Pemda Wajo, Kamis (02/01/2020).
Sejumlah jurnalis di Wajo merasa geram oleh ulah oknum pegawai BKPSDM Wajo bernama Reza pada saat acara yang digelar di ruang Pola Kantor Bupati Wajo itu.
Oknum pegawai tersebut menutup akses informasi terkait nama-nama lengkap para pejabat yang baru saja dilantik sehingga dianggap menghalangi tugas wartawan.
"Ini harus melalui izin yang bertandatangan, yaitu Pak Bupati," katanya.
Jawaban tersebut dinilai tak masuk akal oleh sejumlah jurnalis. Lantaran nama-nama pejabat yang baru dilantik bukanlah dokumen rahasia yang tidak boleh dipublikasikan.
"Nama-nama pejabat itu bukan dokumen negara yang penting yang harus dirahasiakan. Kita cuma mau tahu dan pastikan namanya, bagaimana kalau salah tulis nama," kata salah satu jurnalis di Wajo, Agus.
Lebih lanjut, Agus menambahkan, sangat fatal apabila nama seseorang salah dituliskan.
Bahkan, oknum pegawai tersebut bersitegang dengan sejumlah jurnalis yang ingin mengkonfirmasi nama lengkap dan jabatan sejumlah pejabat baru yang baru saja dilantik.
"Kita juga mau konfirmasi nama lengkapnya, apa salahnya," lanjut Agus.
Agus bersama sejumlah jurnalis lainnya berharap, Bupati Wajo Amran Mahmud bisa mengevaluasi kinerja anak buahnya di bawah. (Red)
INILAHCELEBES.ID, Wajo - Tindakan tidak menghargai profesi jurnalis kembali terjadi di Kabupaten Wajo.
Kejadian itu terjadi saat acara pengambilan sumpah/janji sejumlah pejabat di jajaran Pemda Wajo, Kamis (02/01/2020).
Sejumlah jurnalis di Wajo merasa geram oleh ulah oknum pegawai BKPSDM Wajo bernama Reza pada saat acara yang digelar di ruang Pola Kantor Bupati Wajo itu.
Oknum pegawai tersebut menutup akses informasi terkait nama-nama lengkap para pejabat yang baru saja dilantik sehingga dianggap menghalangi tugas wartawan.
"Ini harus melalui izin yang bertandatangan, yaitu Pak Bupati," katanya.
Jawaban tersebut dinilai tak masuk akal oleh sejumlah jurnalis. Lantaran nama-nama pejabat yang baru dilantik bukanlah dokumen rahasia yang tidak boleh dipublikasikan.
"Nama-nama pejabat itu bukan dokumen negara yang penting yang harus dirahasiakan. Kita cuma mau tahu dan pastikan namanya, bagaimana kalau salah tulis nama," kata salah satu jurnalis di Wajo, Agus.
Lebih lanjut, Agus menambahkan, sangat fatal apabila nama seseorang salah dituliskan.
Bahkan, oknum pegawai tersebut bersitegang dengan sejumlah jurnalis yang ingin mengkonfirmasi nama lengkap dan jabatan sejumlah pejabat baru yang baru saja dilantik.
"Kita juga mau konfirmasi nama lengkapnya, apa salahnya," lanjut Agus.
Agus bersama sejumlah jurnalis lainnya berharap, Bupati Wajo Amran Mahmud bisa mengevaluasi kinerja anak buahnya di bawah. (Red)