Padi yang baru berusia sebulan itu terendam banjir dengan ketinggian air mencapai hingga di atas pinggang orang dewasa.
Harapan petani bakal panen raya di wilayah itu seketika pupus. Lahan pertanian yang berada di dusun tersebut berubah layaknya danau.
Salah seorang petani, Muslimin mengaku, jika banjir tidak segera surut, maka padi yang mereka tanam akan mati.
"Banjir ini sudah terjadi sejak beberapa hari lalu dan hingga saat ini belum juga surut," ujar Muslimin, Sabtu (04/09/21).
"Kami sudah keluarkan biaya banyak, mulai dari penanaman hingga pemupukan, tetapi persawahan kami malah terendam banjir," tambahnya.
Atas kerugian ini, dia pun berharap ada perhatian dari pemerintah terhadap kerugian petani di desanya. Muslimin meminta pemerintah adil saat memberikan bantuan terhadap petani.
"Semoga pemerintah bisa adil saat memberikan bantuan, seperti bibit padi dan lainnya kepada petani korban banjir. Jangan sampai ada yang tidak kebagian," ujarnya.
Diketahui, banjir di Desa Tua ini kerap terjadi tiap tahunnya ketika musim penghujan. Banjir yang terjadi lantaran curah hujan yang besar dan danau tak mampu menampung debit air. (Herdi)
Editor: Fhyr