INILAHCELEBES.COM, Jakarta - Kementerian Agama melalui Pusdiklat Tenaga Administrasi menggelar Master of Training Penguatan Moderasi Beragama bagi Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Minggu (07/11/21).
Kegiatan ini diikuti oleh 34 Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi se-Indonesia dan dibuka secara resmi oleh Sekretaris Jenderal Kemenag RI, Nizar Ali, di Hotel Kristal, Jakarta.
Nizar Ali menekankan agar para peserta bisa menyampaikan materi secara langsung di tempat kerja masing-masing, baik di lingkungan pendidikan, kantor Kemenag Kab/Kota, KUA, maupun di tengah masyarakat.
Dia menuturkan, penguatan moderasi beragama dianggap sangat penting karena melihat kondisi kebangsaan dan keagamaannya, bahwa Indonesia bukan negara agama, tapi negara yang bermasyarakat religius dan majemuk yang sangat lekat dengan kehidupan beragama dan kemerdekaan beragama sebagaimana tertuang dalam UUD 1945 Pasal 29.
Karena itulah, Nizar mengungkapkan bahwa implementasi keagamaan dan kebangsaan menghadapi tiga tantangan besar, yaitu pertama berkembangnya cara pandang dan sikap praktek beragama yang berlebihan atau ekstrim yang mengesampingkan martabat kemanusiaan.
Kedua, berkembangnya klaim kebenaran subyektif dan pemaksaan kehendak atas tafsir agama serta pengaruh kepentingan ekonomi dan politik yang memicu konflik, dan ketiga yaitu berkembangnya semangat beragama yang tidak selaras dengan kecintaan berbangsa dan bertanah air dalam bingkai NKRI.
"Hakikatnya beragama itu memanusiakan manusia, ketiga tantangan tersebut, semua itu bisa tercerahkan dengan konsep moderasi beragama yaitu dengan menciptakan sikap dan dan perilaku yang moderat, sebab moderasi beragama merupakan perekat umat bergama dan komitmen kebangsaan," ungkapnya.
Sementara itu, Kakanwil Kemenag Sulsel, Khaeroni yang turut mengikuti kegiatan itu, meyakini bahwa moderasi beragama ini sangat penting untuk keutuhan negara kesatuan Republik Indonesia ini.
"Saya melihat Indonesia ini luar biasa. Semakin kita datang ke banyak daerah, ke banyak negara, semakin kita bersyukur dan bangga sebagai bangsa Indonesia ini," ujarnya.
Dari semua segi, kata Khaeroni, di Indonesia ini ada laut, gunung, sungai, hutan, daratan, semua ada. Belum lagi dari sisi potensi kearifan lokal, baik budaya, bahasa dan lainnya.
"Ini semua harus disyukuri karena di negara-negara lain hal demikian tidak kita temukan. Kekayaan inilah yang harus kita pelihara, kita rawat, kita jaga," pungkasnya. (Wrd)
Editor: Yd