INILAHCELEBES.COM, WAJO - Bupati Wajo, Amran Mahmud bersama wakilnya, Amran bertekad membawa Kabupaten Wajo sebagai lumbung daging di Sulawesi Selatan maupun tingkat nasional. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wajo telah melakukan berbagai langkah strategis untuk mewujudkan itu.
Amran Mahmud menegaskan hal itu saat Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Wajo, tepatnya di lokasi sistem pertanian terpadu atau integrated farming system di Kelurahan Macanang, Kecamatan Majauleng, Kabupaten Wajo, Senin (07/02/22).
Amran melaporkan bahwa Wajo punya sumber daya alam (SDA) yang sangat memadai untuk menjadi lumbung daging. Dia pun optimistis tekadnya akan terealisasi nantinya. Berdasarkan data terkini, Wajo berada di posisi kedua jumlah populasi ternak di Sulsel.
"Saat ini populasi peternakan Wajo berada di urutan kedua di Sulsel setelah Kabupaten Bone. Untuk perikanan juga, Wajo punya 103 kilometer panjang garis pantai atau laut dan 16 hektare lebih Danau Tempe dengan komoditas ikan air tawar," bebernya.
Dirinya pun tak menyia-nyiakan kedatangan orang nomor satu di Kementan dengan meminta dukungan langsung untuk mewujudkan Wajo sebagai lumbung daging juga sebagai lumbung pangan.
Terkait target ini, Kepala Dinas Pertanian Wajo, Ashar mengatakan, jumlah populasi ternak sapi Wajo pada 2021 mencapai 125.050 ekor. Hanya kalah dari Kabupaten Bone dengan 423.770 ekor.
"Selain ingin mewujudkan Wajo sebagai lumbung padi, Bupati dan Wakil Bupati ingin menjadikan Wajo sebagai lumbung daging," kata Ashar, Selasa (08/02/22).
Untuk mewujudkan harapan tersebut, lanjut Ashar, pihaknya telah melakukan berbagai langkah strategis, seperti penyiapan pelayanan kesehatan ternak dengan cara menjadikan pusat kesehatan hewan (puskeswan) sebagai garda terdepan dalam pencegahan penyakit ternak. Puskeswan saat ini sudah hadir di Kecamatan Majauleng.
"Kita juga memaksimalkan program satu tahun satu anak sapi bagi peternak intensif. Saat ini sudah ada sekitar 250 peternak intensif yang kita bina di Kabupaten Wajo," jelasnya.
Selain itu, lanjut Ashar, kegiatan inseminasi buatan atau kawin suntik terus ditingkatkan. Pihaknya juga maksimalkan pengawasan agar sebisa mungkin menghindari pemotongan betina produktif.
"Beberapa waktu lalu kita telah menjadi kerja sama dengan Balai Besar Pelatihan Peternakan Kupang dalam meningkatkan SDM (sumber daya manusia) penyuluh maupun masyarakat dalam pemeliharaan ternak maupun pembuatan pakan fermentasi," ungkapnya.
"Begitupun dengan program asuransi ternak kita masifkan sosialisasinya ke masyarakat," tambahnya.
Ashar menjelaskan, Energy Equity Epic Sengkang Pty. Ltd telah memberikan bantuan peningkatan populasi sapi melalui Siberuk atau Sapi Bergulir untuk Rakyat dari program tanggung jawab sosial mereka.
"Kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada Energy Equity Epic Sengkang Pty. Ltd atas bantuannya melalui program Siberuk yang sudah berjalan sejak tahun 2011 lalu. Jumlah total bantuannya sebanyak 90 ekor dan saat ini pengembangannya jumlah total dengan anak sapi sudah mencapai 320 ekor," katanya. (Adv)