INILAHCELEBES.COM, JAKARTA - Bupati Wajo, Amran Mahmud menghadiri wawancara Tempo.co dalam program Teras Negeri di Kantor PT Tempo Inti Media Tbk., Jalan Palmerah, Jakarta Selatan, Senin (14/03/22).
Dalam wawancara ini, ragam potensi Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, jadi bahasan dan diulas habis.
Dipandu pembawa acara Monica Roza, Amran Mahmud terlebih dahulu menjelaskan bahwa Wajo merupakan daerah dengan luas lahan sawah baku sekitar 101,3 ribu hektare dan memiliki wilayah pesisir dengan garis pantai sepanjang 103 kilometer. Selain itu, Danau Tempe yang merupakan salah satu danau besar di Pulau Sulawesi dengan luas sekitar 16 ribu hektare.
Sementara itu, di sektor pertambangan minyak dan gas bumi (migas), Kota Sutera, julukan lain Wajo, merupakan salah satu daerah penghasil gas alam dengan cadangan gas kurang lebih 2 triliun cubic feet yang dikenal dengan nama Blok Sengkang.
"Potensi sumber daya alam (SDA) ini menjadi sumber keunggulan yang akan terus dikembangkan untuk menunjang perekonomian masyarakat. Sektor yang potensial di dalamnya adalah sektor pertanian, dalam hal ini tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan, sektor perikanan, serta sektor pertambangan migas," beber Amran.
Terkait kondisi perekonomian selama dua tahun awal pandemi COVID-19, Amran menjelaskan, Wajo pada 2020 mengalami penurunan menjadi minus 1,17 persen. Terjadi penurunan produksi barang dan jasa dari tahun sebelumnya.
"Akan tetapi, di tahun kedua, kondisi perekonomian kita perlahan-lahan pulih dan mengalami pertumbuhan positif naik melaju menjadi 6,77 persen. Seluruh sektor perekonomian bisa kita gerakkan kembali sehingga ekonomi bisa tumbuh," ucapnya.
Amran melanjutkan, untuk pemulihan ekonomi pada 2022, pihaknya masih fokus pada beberapa program prioritas, seperti mengoptimalkan hadirnya 10.000 wirausahawan baru, satu kecamatan satu produk unggulan, mengupayakan implementasi program resi gudang, pemberian bantuan modal usaha, teknologi dan pemasaran bagi koperasi, UMKM, petani, peternak, dan nelayan.
"Adapun fokus utama kami adalah peningkatan infrastruktur, khususnya jalan dan jembatan, agar masyarakat lebih mudah terkoneksi dan roda perekonomian dapat terus berjalan," terangnya.
Meski begitu, Amran mengakui kendala utama dalam masa pandemi, khususnya pada 2020 adalah ketersediaan dana yang memadai. Seperti diketahui, pemerintah daerah harus melakukan refocusing dan realokasi APBD untuk penanganan COVID-19.
Selain itu, keterbatasan sarana dan prasarana kesehatan untuk penanganan COVID-19, melonjaknya kasus positif, ditambah kepanikan terhadap pandemi, membuat pemerintah harus berjibaku mengubah prioritas.
"Begitu banyak program yang telah kami janjikan kepada masyarakat ditunda pelaksanaannya karena kita harus fokus menangani kesehatan masyarakat dan menjauhkan kita semua dari ancaman COVID-19," ungkapnya.
Pembawa acara juga melontarkan pertanyaan tentang apa perlu disuarakan ke pemerintah pusat terkait pemulihan ekonomi pada 2022 ini. Amran Mahmud berharap agar pemerintah pusat tetap memberikan perhatian serius kepada daerah-daerah kabupaten/kota.
Amran Mahmud menjelaskan, kemampuan keuangan tiap daerah berbeda-beda. Ada daerah bisa mandiri, tetapi di sisi lain masih lebih banyak masih bergantung sepenuhnya pada dana transfer pemerintah pusat.
Hal ini, lanjutnya, perlu disikapi bijak agar daerah-daerah tetap bisa melaksanakan pembangunan untuk membantu negara. "Yang terpenting kita berharap agar kehadiran negara bisa tetap dirasakan oleh masyarakat yang hidup di daerah," pungkasnya. (Adv)