Wajo - Maraknya razia vaksin yang digelar di sejumlah wilayah Kabupaten Wajo akhir-akhir ini kini mulai dikeluhkan masyarakat.
Seperti yang nampak dalam pantauan di sejumlah tempat, razia vaksin kerap menyasar sejumlah pengendara kendaraan bermotor.
Hal ini membuat pengendara terpaksa putar balik, meski sebagian ada yang mengaku pasrah saat akan divaksin, yang terkadang, menurut pengakuan sejumlah warga, vaksin ini terkesan memaksa. Apalagi, razia vaksin ini kerap dilakukan saat jam padat aktivitas warga.
Warga juga mengaku sangat berdampak pada perputaran ekonomi. Sejumlah isu di media sosial menyebut, pedagang mengeluhkan penurunan jumlah pembeli akibat gencarnya razia vaksin ini.
Menyikapi hal itu, Ketua Aliansi Mahasiswa Indonesia Wajo Bersatu (AMIWB), Syaifullah mengaku geram dengan razia vaksin yang terkesan memaksa ini.
Menurutnya, memaksakan warga untuk vaksin itu sangat melanggar hak asasi dan tidak sesuai amanah Undang-Undang yang berlaku.
"Dalam UU sudah sangat jelas diatur bahwa warga berhak menentukan dengan cara apa mereka mendapatkan pelayanan kesehatan. Memaksakan warga untuk divaksin itu sangat tidak manusiawi," kecam aktivis yang akrab disapa Iful ini, Sabtu (2/7/22).
"Katanya razia vaksin ini demi menutupi posisi Kabupaten Wajo yang katanya masuk urutan 3 terendah untuk capaian vaksinasi booster di Sulsel. Padahal banyak cara yang bisa ditempuh untuk mengedukasi warga, bukan dengan razia yang terkesan memaksa ini," lanjutnya.
Menurut Iful, razia vaksin yang kerap dilaksanakan di Kabupaten Wajo sudah cukup meresahkan warga dan sudah saatnya untuk dihentikan.
"Kepada semua pihak yang terlibat, kami minta untuk segera menghentikan razia vaksin ini. Kalau tidak diindahkan, kami akan menggelar aksi turun ke jalan," tegas Iful. (Fhyr)
Editor: Hrd