Bola'Mawang (rumah terapung) di Desa Pallimae, Kec. Sabbangparu, salah satu potensi wisata di Kabupaten Wajo. (Ars) |
Terdapat keunikan pola hidup masyarakat di area Danau Tempe, khususnya masyarakat yang bermukim di Kecamatan Sabbangparu, tepatnya di Desa Pallimae. Sebagian wilayah Desa Pallimae berada di wilayah Danau Tempe. Kondisi ini membuat sebagian masyarakat di desa tersebut membangun rumah/tempat tinggal di atas air yang disebut dengan julukan Bola‘Mawang (rumah terapung).
Perkampungan Bola’Mawang seringkali dikunjungi oleh masyarakat luar karena keunikan tempat tinggal mereka yang berada di atas air. Selain itu, pengunjung dapat menikmati pemandangan alami, merasakan sensasi naik perahu, dan menikmati olahan ikan air tawar yang masih segar.
Potensi-potensi tersebut perlu untuk dieksplor ke masyarakat luar agar perkampungan Bola’Mawang di Desa Pallimae ini tetap survive dan terkenal serta perlu dibranding menjadi sebagai objek ekowisata.
Akan tetapi, warga masyarakat Bola’Mawang memiliki keterbatasan pengetahuan dan ide dalam memanfaatkan potensi lokal yang dimiliki, seperti pengolahan ikan dan pola manajemen destinasi wisata yang dapat menarik wisatawan.
Sehingga keberadaan Bola’Mawang belum begitu terkenal dan belum optimal mendapatkan sentuhan/perhatian dari pemerintah setempat, padahal Desa Pallimae memiliki potensi yang unik jika dibandingkan dengan desa-desa lain yang ada di Kabupaten Wajo.
Danau Tempe salah satu kekayaan alam yang memiliki potensi sumber daya alam melimpah yang perlu dieksplorasi dan dimanfaatkan oleh masyarakat terutama dalam hal objek wisata.
Namun, fakta yang terjadi di lapangan, potensi sumber daya alam yang dimiliki Danau Tempe belum dimanfaatkan secara optimal, di antaranya keberadaan Bola’Mawang (rumah terapung) yang terdapat di danau Tempe.
Dengan demikian Tim PKM Universitas Puangrimaggalatung menjadikan kampung Bola’Mawang sebagai lokasi pengabdian dengan berbagai pertimbangan tersebut di atas.
PKM ini bertujuan untuk menggali potensi Danau Tempe untuk pengembangan Dewi Bolang (Desa Wisata Bola’mawang). Metode pelaksanaan yang dilakukan, yakni pendekatan Tudang Sipulung (duduk bersama) yang diawali dengan observasi, wawancara, FGD, dan dilanjutkan dengan pelaksanaan pendampingan. PKM ini telah berlangsung sejak bulan Juli sampai dengan Oktober tahun 2022.
Tim PKM yang diketuai oleh Dr. Ambo Upe, M.Si., beranggotakan Dr. Ahmad Yani, M.Pd., dan Agus Kurniawan, S.Pi., M.Si. Setelah melakukan FGD dengan melibatkan tim LPPM Universitas Puangrimaggalatung dan merekrut 10 mahasiswa dari tiga fakultas, yakni Fakultas Pertanian, Fakultas Ilmu Kesehatan, dan Fakultas Ilmu Pendidikan merancang program pelatihan dan pendampingan.
Kegiatan PKM ini melibatkan mahasiswa sebagai wujud implementasi MBKM untuk kegiatan Membangun desa. Mitra sasaran adalah ibu-ibu nelayan yang bertempat tinggal di Bola’Mawang Desa Pallimae, Kecamatan Sabbangparu.
Kegiatan pelatihan dan pendampingan dibuka langsung oleh Wakil Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) dan Kepala LPPM Universitas Puangrimaggalatung sekaligus sebagai Ketua Tim PKM. Turut Kepala Desa Pallimae dan aparat Desa Pallimae serta peserta keluarga nelayan dari Bola’Mawang.
Adapun kegiatan yang dilakukan sebagai berikut:
1. Penyuluhan terkait kelestarian lingkungan, pola hidup bersih sehat (PHBS) dengan narasumber Ns. Ruslang, S.Kep., M.Adm. Kes.
2. Pelatihan pengolahan sampah rumah tangga dengan menggunakan “takakura home method” dengan narasumber Dr. Ahmad Yani, M.Pd. dan Tim PKM memberikan alat Takakura home method untuk dipakai ibu-ibu nelayan di kampung Bola’Mawang.
3. Pelatihan penyaringan air bersih menggunakan air danau narasumber Syamsu Rijal, S.Pd., M.Pd. dan Dr. Ahmad Yani, M.Pd. sekaligus memberikan alat penjernihan air yang dirakit dari kampus kepada masyarakat.
4. Pelatihan kemampuan komunikasi secara lisan dalam bahasa Inggris bagi tour guide dan penyedia jasa transportasi dengan narasumber Uswah Try Wulansyah, S.P., M.P. dan Rizal Irfandi, S.Si., M.Si.
5. Pelatihan dan Pendampingan pengolahan ikan (Nuget Ikan Kaki Naga dan Sambel Ngotot), perbaikan kemasan dan perluasan jaringan pemasaran produk olahan ikan dengan narasumber Agus Kurniawan, S.Pi., M.Si. dan Nurcaya, S.P., M.Si.
Kegiatan ini disambut baik oleh mitra dari kalangan ibu-ibu nelayan yang bermukim di Bola’Mawang karena selama ini mereka belum mendapatkan kegiatan yang seperti ini. Dengan adanya PKM, mereka mendapatkan bantuan alat berupa pelampung bagi Pattassi (penyedia jasa transportasi air ke Bola’Mawang). Ibu nelayan juga mendapatkan instalasi air bersih dan tempat sampah Takakura home method.
Ibu-ibu nelayan sangat senang saat mereka diberi skill dalam mengolah ikan dan menjadi makanan suguhan di Bola’ Mawang saat ada pengunjung. Selain respon dari ibu-ibu nelayan, Kepala Desa Pallimae, Fitriani, S.Sos.,M.AP. mengapresiasi dan merespon baik kegiatan PKM.
Sebagai bentuk apresiasinya, kepala desa dan mitra menyediakan tempat untuk pelaksanaan, menyediakan bahan baku pengolahan ikan, dan menyediakan bahan untuk mengisi alat penjernihan air.
Kegiatan pengolahan ikan akan dijadikan oleh masyarakat nelayan sebagai produk untuk kegiatan pameran ke depannya.
Kepala desa dan mitra berharap kegiatan ini akan berlanjut dan pihak Kampus Uniprima menjadikan Desa Pallimae sebagai Desa Binaan. (Red)