InilahCelebes.com, Wajo - Kunjungan Kerja Penjabat Gubernur Sulawesi Barat, Bahtiar Baharuddin berlokasi di Desa Abbanuangnge, Kecamatan Pammana, Kabupaten Wajo, Sabtu (03/08/24).
Pj Gubernur Sulbar Bahtiar bersama rombongan diterima oleh Pj Bupati Wajo Andi Bataralifu, Kadis LHD Wajo yang juga sebagai Plt Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Wajo, Alamsyah, Camat Pammana, Amshir A. Timbang, Petugas Penyuluh Pertanian dan Perikanan serta Ratusan warga setempat yang hadir menyambut kedatangan Pj Gubernur Sulbar.
"Kami berkunjung di daerah yang satu-satunya di pulau Sulawesi yang mempunyai komunitas nelayan tangkap ikan Sidat, yang orang Bugis dan Mandar sebutnya massapi. Ini adalah jenis kualitas ekspor dan memiliki protein yang tinggi. Ikan sidat banyak diminati oleh warga negara maju seperti China, Jepang, Singapura, dan negara asia lainya," ujar Bahtiar.
Bahtiar juga mengatakan Pembudidayaan Ikan Sidat di Sulawesi Barat masih perlu dorongan, khususnya interfensi dari pemerintah membukakan jalan bagi nelayan ikan sidat di Sulawesi Barat lebih berkembang dan maju.
"Selama ini ikan ini diambil melalui memancing. Nah disini rupanya tidak memancing lagi. Mereka punya alat sehingga masyarakat dapat mengadopsi," ungkap Bahtiar.
Untuk diketahui, bahwa ikan sidat (ordo Anguilliformes) adalah kelompok ikan yang memiliki tubuh ramping dan memanjang. Ikan ini masuk dalam Ordo Anguilliformes, yang terdiri atas 4 subordo, 19 famili, 110 genera, dan 400 spesies. Kebanyakan hidup di laut pada fase dewasanya. Beberapa spesies, terutama dari genus Anguilla, memiliki perilaku katadromus (catadromous), yaitu menghabiskan sebagian besar hidupnya di air tawar, tetapi melakukan perkawinan dan memijah di perairan laut.
Di sela kunjungan tersebut, Pj Bupati Wajo Andi Bataralifu sangat memberikan apresiasi atas pengelolaan ikan sidat di Kecamatan Pammana yang dinilai luar biasa dan sesuai dengan rencana aksi nasional konservasi ikan sidat. Ia berharap Kecamatan Pammana dapat menjadi contoh bagi daerah-daerah lain dalam pengembangan perikanan darat yang berkelanjutan.
“Kami berkomitmen untuk terus mendukung dalam pengelolaan sidat berkelanjutan dan terus berjalan dengan baik serta memberikan dampak positif bagi masyarakat, lingkungan, dan perekonomian, harapan kami selaku Pemerintah, kiranya ini dapat menjadi inspirasi bagi daerah-daerah lain,"ucapnya.
Untuk di di Kecamatan Pammana, H.Malla selaku pengelola penangkaran ikan sidat mengatakan, "Warga yang berprofesi sebagai pencari ikan sidat menjualnya ke Kami dan begitu juga para nelayan ikan Sidat dari kecamatan Pammana, Sidrap. Bone dan Soppeng juga membawanya kepada kami untuk dibeli," ujar H Malla.
Dia juga mengatakan harga ikan sidat atau masapi dijual dalam keadaan hidup sekitar Rp100ribu persatu kilogram dan biasanya berat satu ekor ikan Sidat bisa mencapai 5 kilogram sampai 6 kilogram.
Dengan adanya penangkaran Ikan Sidat ini H.Malla selaku pengelola mengharapkan adanya bantuan dari pemerintah supaya dapat melakukan pengembangan yang lebih besar. (Adv Humas Pemda)